Monday, June 29, 2009

Fatwa Syeikh 'Athiyah Saqar : Solat (5)

Soalan 5 : Sekiranya seseorang pitam disebelah kita semasa kita solat, adakah boleh kita membatalkan solat untuk menolong dia kemudian kembali sempurnakan solat ataupun kita solat semula dari mula?

Jawapan : Menyelamatkan orang yang cedera ataupun berlaku padanya bahaya adalah sesuatu kewajipan, dan menyempurnakan solat juga adalah wajib. Apabila bertembung antara dua kewajipan ini maka patut didahulukan apa yang tidak mampu dia tinggalkan. Solat mungkin boleh di ulangi semula dan solat jemaah tersebut hanyalah sunnah bukan fardhu. Walaubagaimanapun mestilah terjadi dari satu qaedah fiqh “Fa Dhatrurah tubiihul Mahdhuraat”. Diatas qaedah inilah saya berpendapat pertolongan harus diberi kepadanya untuk membantunya.

Apabila perbuatan di dalam solat itu sedikit sebagai contoh membunuh kala ataupun menanggalkan kasut maka dia boleh menyempurnakan solatnya kembali. Adapun jika banyak perbuatannya seperti menolong orang sakit maka dia perlu solat semula samaada secara berseorangan ataupun berjemaah sebagai jalan mudah baginya berbuat demikian. Terdapat pada kitab Fiqh Mazhab yang empat menyebut. Kalam yang diucap untuk menyelamatkan orang buta dari bahaya adalah sama perumpamaannya dengan keadaan ini, maka semestinya dia perlu bercakap dalam menolong dan boleh membatalkan solatnya.

Saturday, June 27, 2009

Tiga Fitnah Dunia Yang Menimpa Da'ie

Dari : dakwatuna.com

Fitnah dunia telah sedemikian hebatnya mengganas,
menyerang dan menguasai pikiran mayoritas umat manusia. Fitnah itu mengkristal menjadi ideologi yang banyak dianut manusia, yaitu materialisme. Rasulullah saw., pada 14 abad lalu telah memprediksinya dalam sebuah hadits yang terkenal disebut dengan hadits Wahn, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kalian, sebagaimana orang lapar mengepung tempat makanan. Berkata seorang sahabat, “ Apakah karena kita sedikit pada saat itu ? Rasul saw. bersabda,” Bahkan kalian pada saat itu banyak, tetapi kalian seperti buih, seperti buih lautan. Allah akan mencabut dari hati musuh kalian rasa takut pada kalian. Dan Allah memasukkan ke dalam hati kalian Wahn. Berkata seorang sahabat,” Apakah Wahn itu wahai Rasulullah saw ? Rasul saw, bersabda, “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Dawud).

Dunia dengan segala isinya adalah fitnah yang banyak menipu manusia. Dan Rasulullah saw., telah memberikan peringatan kepada umatnya dalam berbagai kesempatan, beliau bersabda dalam haditsnya: Dari Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim) (At-Taghaabun 14-15).

Macam-macam Fitnah Dunia

Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan kekuasaan.

Fitnah Wanita

Dahsyatnya fitnah wanita telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan surat ‘Ali Imran 14 menempatkan wanita sebagai urutan pertama yang banyak dicintai oleh manusia dan pada saat yang sama menjadi fitnah yang paling berbahaya untuk manusia. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim).

Fitnah wanita dapat menimpa siapa saja dari seluruh level tingkatan manusia baik dari kalangan pemimpin maupun rakyat biasa. Sejarah telah membuktikan kenyataan tersebut. Banyak para pemimpin dunia yang jatuh karena faktor fitnah wanita. Dan fitnah wanita juga dapat menimpa para dai dan pemimpin dai. Bahkan salah satu hadits yang paling terkenal dalam Islam, yaitu hadits niat, sebab keluarnya karena ada salah seorang yang hijrah ke Madinah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qois. Maka dikenallah dengan sebutan Muhajir Ummu Qois.

Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya. Jika wanita itu wanita selain istrinya, maka fitnah dapat berbentuk perselingkuhan dan perzinahan. Fitnah inilah yang sangat dahsyat yang menimpa banyak umat Islam.

Ada banyak cerita masa lalu baik yang terjadi di masa Bani Israil maupun di masa Rasululullah saw yang menyangkut wanita yang dijadikan obyek fitnah. Kisah seorang rahib yang membakar jari-jari tangannya untuk mengingatkan diri dari azab neraka ketika berhadapan dengan wanita yang sangat siap pakai, kisah penjual minyak wangi yang mengotori dirinya dengan kotoran dirinya agar wanita yang menggodanya lari, dan cerita nabi Yusuf a.s. yang diabadikan Al-Qur’an. Itu kisah-kisah mereka yang selamat dari fitnah wanita. Sedangkan kisah mereka yang menjadi korban fitnah wanita lebih banyak lagi. Kisah rahib yang mengobati wanita kemudian berzina sampai hamil dan membunuhnya, sampai akhirnya musyrik karena menyembah setan. Kisah raja Arab dari Bani Umayyah yang meninggal dalam pelukan wanita dan banyak lagi kisah-kisah lainnya.

Fitnah Harta

Fitnah dunia termasuk bentuk fitnah yang sangat dahsyat yang dikhawatirkan Rasulullah saw, “Dari Amru bin Auf al-Anshari ra bahwa Rasulullah saw. mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah ke al-Bahrain untuk mengambil jizyahnya. Kemudian Abu Ubaidah datang dari bahrain dengan membawa harta dan orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Mereka berkumpul untuk shalat Subuh dengan Nabi saw. tatkala selesai dan hendak pergi mereka mendatangi Rasul saw., dan beliau tersenyum ketika melihat mereka kemudian bersabda,”Saya yakin kalian mendengar bahwa Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu?” Mereka menjawab, ”Betul wahai Rasulullah”. Rasul saw. bersabda, ”Berikanlah kabar gembira dan harapan apa yang menyenangkan kalian, demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pada saat dimana dakwah sudah memasuki wilayah negara, maka fitnah harta harus semakin diwaspadai. Karena pintu-pintu perbendaharaan harta sudah sedemikian rupa terbuka lebar. Dan fitnah harta, nampaknya sudah mulai menimpa sebagian aktifitas dakwah. Aromanya sudah sedemikian rupa tercium menyengat. Kegemaran main dan beraktivitas di hotel, berganti-ganti mobil dan membeli mobil mewah, berlomba-lomba membeli rumah yang mewah dan berlebih-lebihan dengan perabot rumah tangga, lebih asyik bertemu dengan teman yang memiliki level sama dan para pejabat lainnya adalah beberapa fenomena fitnah harta.

Yang paling parah dari fitnah harta bagi para dai adalah menjadikan dakwah sebagai dagangan politik. Segala sesuatu mengatasnamakan dakwah. Berbuat untuk dakwah dengan berbuat atas nama dakwah bedanya sangat tipis. Menerima hadiah atas nama dakwah, menerima dana dan sumbangan musyarokah atas nama dakwah. Mendekat kepada penguasa dan menjilat pada mereka atas nama dakwah dan sebagainya.

Dalam konteks ini Rasulullah saw. dan para sahabatnya pernah ditegur keras oleh Allah karena memilih mendapatkan ghonimah dan tawanan perang, padahal itu semua dengan pertimbangan dakwah dan bukan atas nama dakwah. Kejadian ini diabadikan Al-Qur’an surat Al-Anfaal (8): 67-68, “Tidak patut, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu)…”

Fitnah Kekuasaan

Fitnah kekuasaan biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah inilah yang menjadi pemicu fitnah kubra di masa sahabat, antara Ali r.a. dengan siti Aisyah r.a. dalam perang Jamal, antara Ali r.a. dengan Muawiyah r.a. dalam perang Siffin, antara Ali r.a. dengan kaum Khawarij.

Fitnah kekuasaan ini juga dapat menimpa gerakan dakwah dan memang telah banyak menimpa gerakan dakwah. Para aktifis gerakan dakwah termasuk para pemimpin gerakan dakwah adalah manusia biasa yang tidak ma’shum dan tidak terbebas dari dosa dan fitnah. Yang terbebas dari fitnah dan kesalahan adalah manhaj Islam. Sehingga fitnah kekuasaan dapat menimpa mereka kecuali yang dirahmati Allah. Kecintaan untuk terus memimpin dan berkuasa baik dalam wilayah publik maupun struktur suatu organisasi adalah bagian dari fitnah kekuasaan.

Fitnah kekuasaan yang paling dahsyat menimpa aktifis dakwah adalah perpecahan, saling menjatuhkan, saling memfitnah bahkan saling membunuh. Dan semua itu pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita semua diselamatkan dari semua bentuk fitnah ini.

Untuk mengantisipasi semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung dari keburukan fitnah dunia. Mengokohkan pribadi kita sehingga menjadi jiwa rabbani bukan jiwa maadi (materialis) dan juga bukan jiwa rahbani (jiwa pendeta yang suka kultus). Disamping itu kita harus mengokohkan pemahaman kita tentang hakekat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang hisab dan hari akhir.

1. Hakekat Harta dan Dunia
• Dunia adalah permainan dan senda gurau. [QS. Al-Ankabuut (29): 64]
• Kesenangan yang menipu. [QS. Ali Imran (3): 185]
• Kesenangan yang terbatas dan sementara. [QS. Ali Imran (3): 196-197]
• Jalan atau jembatan menuju akhirat, Rasulullah saw bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar)

Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin yang harus memakmurkan bumi. Maka mereka harus menguasai dunia atau harta bukan dikuasai oleh harta. Sebagaimana doa yang diungkapkan oleh Abu Bakar r.a., ”Ya Allah jadikanlah dunia di tanganku, bukan masuk ke dalam hatiku.” Seperti itulah seharusnya seorang pemimpin. Memberi teladan tentang pengorbanan total dengan segala harta yang dimiliki, bukan malah mencontohkan kepada pengikutnya mengelus-elus mobil mewah dengan hati penuh harap bisa memiliki.

2. Meyakini hari Hisab dan Pembalasan.

Manusia harus mengetahui dan sadar bahwa kekayaan yang mereka miliki akan dihisab dan dibalas di akhirat kelak. Bahkan semua yang dimiliki dan dinikmati manusia baik kecil maupun besar akan dicatat dan dipertanggungjawabkannya. Oleh karenanya mereka harus berhati-hati dalam mencari harta kekayaan dan dalam membelanjakannya.

3. Sadar dan menyakini bahwa kenikmatan di akhirat jauh lebih nikmat dan abadi.

Rasulullah saw bersabda: ”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Begitulah, kenikmatan paling nikmat yang Allah berikan di dunia hanyalah satu bagian saja dari rahmat Allah swt sedangkan sisanya Allah tahan dan hanya akan diberikan kepada orang-orang beriman di surga.

Dan kesimpulannya agar kita terbebas dari fitnah dunia, maka kita harus membentuk diri kita menjadi karaktersitik rabbaniyah bukan madiyah dan juga bukan rahbaniyah. Jiwa inilah yang selalu mendapat bimbingan Allah karena senantiasa berintraksi dengan Al-Qur’an baik dengan cara mempelajarinya maupun dengan cara mengajarkannya. Wallahu a’lam

Ucapan Takziah Buat YB Hj Salehudin Ayub

Salam Islah,

1. Saya mewakili warga Pusat Dakwah & Tarbiyah Darul Islah serta Ma'had Tahfiz Al Quran Imam An Nawawi mengucapkan takziah kepada Sdr YB Hj Salahudin Ayub di atas kematian ayahanda beliau yag tercinta.

2. Kami mendoakan agar Allah SWT mengurniakan kesabaran dan keteguhan jiwa kepada beliau sekeluarga.

3. Benarlah firman Allah SWT : "Setiap yang bernyawa itu pasti akan merasai mati".

4. Benar jua sabda Rasulullah SAW : " Cukuplah mati itu sebagai peringatan"

5. Sabda Rasulullah SAW : "Manusia yang cerdik adalah manusia yang banyak mengingati mati dan serius dalam membuat persiapan demi berdepan dengan kematian"

Yang pasti, kita akan menyusul.....


Friday, June 26, 2009

Fatwa Syeikh 'Athiyah Saqar : Solat (3&4)

Soalan 3 : Ada sesetengah orang menyinsing baju lengan ketika masuk untuk solat. Adakah dibolehkan?

Jawapan : Di dalam Fiqh Mazhab yang empat bahawasanya menyinting lengan baju sehingga ke siku di dalam solat adalah makruh. Berkata Ulama’ Malikiah: Makruhnya itu terjadi apabila disinting atas tujuan untuk solat, akan tetapi sekiranya disinting sebelum mendirikan solat atas kerana sesuatu perkara ataupun dia menyinting bukan kerana untuk solat maka tidaklah makruh.

Soalan 4 : Adakah dibolehkan seseorang yang bekerja sebagai penyembelih binatang mengerjakan solat samaada secara seorang ataupun berjemaah dengan pakaian yang bercampur dengan darah apabila dia tidak sempat nak menukar pakaiannya takut luput waktu solat?

Jawapan : Diketahui umum bahawasanya darah ialah najis maka tidak sah jika solat terdapat darah pada pakaian ataupun badan. Berkata Fuqaha’ : Bagi seseorang yang bekerja sebagai penyembelih maka ianya diampunkan dengan sedikit darah yang melekat dan tidak wajib dibasuh. Adapun sekiranya darah yang melekat itu banyak, maka tidak sah solat melainkan selepas dibasuh terlebih dahulu.

Monday, June 22, 2009

Fatwa al 'Allamah Syeikh 'Athiyyah Saqar : Solat (2)

Soalan 2: Adakah boleh solat ditempat-tempat ibadat orang masihi dan gereja-gereja ataupun diatas tempat simpanan golongan orang masihi?

Jawapan : Pendapat sesetegah ulama’ salaf dibolehkan solat di gereja-gereja seperti yang disebut oleh Sya’bi, ‘Atho’ dan ibn Sirin. Dan pernah beberapa sahabat solat di dalamnya seperti Abu Musa al-‘Asy’ari. Bagi pandangan Hanafiah dan syafi’iyah ianya makruh.

Adapun solat diatas tempat simpanan barang orang-orang masihi, sekiranya diketahui tempat itu selalu digunakan oleh orang yang baik ataupun berlapikkan kain ataupun digunakan sejadah yang bersih lalu bersembahyang diatasnya maka sah solat tersebut. Dan adapun sekiranya diketahui tempat itu bernajis maka tidak sah solat tersebut. Ini kerana syarat sah solat ialah bersihnya badan, pakaian dan tempat.

Tazkiyah : Formula Mengenali Sifat Munafiq : 3

Antara sifat golongan munafiq ini adalah bergaul dengan orang yang memperolok dan suka mempertikai serta mempermainkan ayat-ayat Allah SWT. Firman Allah SWT :

“Dan sesungguhnya Allah telah pun menurunkan kepada kamu (perintahNya) di dalam Kitab (Al-Quran), iaitu: apabila kamu mendengar ayat-ayat keterangan Allah diingkari dan diejek-ejek (oleh kaum kafir dan munafik), maka janganlah kamu duduk (bergaul) dengan mereka sehingga mereka masuk kepada memperkatakan soal yang lain; kerana sesungguhnya (jika kamu melakukan yang demikian), tentulah kamu sama seperti mereka. Sesungguhnya Allah akan menghimpunkan sekalian orang manufik dan orang kafir di dalam neraka jahannam.” Surah An Nisaa' : 140

Seperti yang telah saya jelaskan dalam tulisan yang lalu, bahawa Al Quran adalah sekukuh-kukuh hujjah atas kaum munafiq dalam menjelaskan siapa mereka yang sebenarnya. Ayat di atas dengan terang telah mempertegaskan bahawa :

Pertama : Menjadi sifat hakiki orang kafir dan munafiq itu adalah memperolok dan mengejek ayat-ayat Allah SWT.

Kedua : Allah SWT melarang orang-orang mukmin daripada bersama-sama dalam pergaulan mereka dengan golongan kafir dan munafiq ini lalu menyertai mereka dalam memperolok ayat-ayat Allah SWT sehingga mereka berhenti dari perbuatan tersebut.

Ketiga : Bahawa sama sahaja sifat munafiq itu dengan mukmin yang terlibat dengan perbuatan memperolok ayat-ayat Allah SWT lalu mereka diberikan nama yang baru iaitu golongan munafiq walau mereka mengaku Islam dan beriman sekalipun kerana mereka telah mengingkari prinsip Islam dengan mempermain dan memperolok ayat-ayat Allah SWT.

Harus diketahui bahawa Al Quran mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan mulia di dalam Islam sesuai dengan statusnya sebagai kalam Allah dan wahyu yang turun dari langit kepada Baginda Rasulullah SAW. Wajib diyakini tanpa syak dan ragu bahawa ia adalah kitab yang paling sempurna yang tidak mengandungi kecacatan dan kekurangan walau sedikitpun. Barangsiapa yang ragu terhadap Al Quran, maka telah terkeluar ia dari aqidah yang sahih dan terkeluar ia dari golongan yang benar dan selamat iaitu ahlus sunnah wa jamaah.

Kenapa boleh berlaku tindakan dan wujudnya sikap mempermain dan memperolok ayat-ayat Allah ini?. Maka jawabnya adalah, tindakan seperti ini timbul dari hati yang sakit dan hati yang kotor yang dimiliki oleh golongan munafiq. Para sahabah radhiyallahu ‘anhum adalah generasi terbaik dari kalangan umat ini yang mana merekala tauladan umat dalam berinteraksi dengan Al Quran Al Karim.

Tidak ada satu ayat pun dari Al Quran yang turun kepada mereka melainkan segera diamalkan dan dilaksanakan. Keimanan mereka yang teguh serta kebersihan hati nurani menyebabkan mereka sanggup terkorban demi melaksanakan perintah Allah yang terdapat di dalam Al Quran. Ketika turunnya ayat pengharaman arak, para sahabah segera menuang bekas-bekas arak dan memecahkan tempayan-tempayan arak yang ada di dalam simpanan mereka. Ketika turunnya ayat hijab, wanita-wanita sahabah segera mencari kain untuk menutup aurat mereka dan tidak ada di kalangan mereka yang ingkar.

Al Quran juga diturunkan untuk mendidik diri dan menundukkan nafsu. Sedang munafiq, mereka lebih rela menjadi hamba nafsu dari menjadi hamba yang setia kepada Allah SWT yang menciptakan mereka. Dengan kerana itulah mereka mengejek dan mempermainkan ayat-ayat Allah serta mempertikai kemampuan dan kehebatan Al Quran dek kerana kesemua ayat-ayat Al Quran itu sememangnya berlawanan dengan kehendak nafsu.

Dalam gerakan Islam dan perjuangannya jua dikhuatiri virus ini menyelinap masuk tanpa sedar di kalangan anggota jamaah. Bedah siasat harus dilakukan dengan jujur dan ikhlas, telus dan penuh dengan wibawa sebagai sebuah gerakan yang memperjuangkan ISLAM!. Jangan hanya pandai menuturkan, kita tak serupa UMNO, tapi hakikatnya kita lebih kurang dengan UMNO. Cakap berdegang-degang nak buat Islam, nak laksana syariat, nak tegakkan hukum Quran, tugas kita melaksanakan adapun kesannya terpulang kepada Allah. Namun bila diberikan peluang oleh Allah untuk mentadbir sebahagian kecil buminya sebagai ujian dari Allah, kita segera menukar alunan percakapan kita atas nama maslahah, mafsadah, maqasid dan banyak lagi istilah yang kita pernah belajar. Ingat! Belajar untuk diamal dan dilaksana, bukanny untuk dijadikan hujjah untuk membenarkan perbuatan kita yang salah. Inilah bunyi cakap munafiq dalam jamaah.

Oleh yang demikian, didiklah diri dan nafsu agat tunduk kepada perintah Allah. Di sinilah tempat duduknya peranan tarbiyyah. Bukan senang untuk menjadi hamba Allah yang tunduk patuh pada titah perintah Allah. Tidaklah perkataan yang paling layak buat kita sebagai ‘hamba’ dan ‘kuli’ Allah apabila mendengar ayat-ayat Allah SWT melainkan wajib bagi kita ‘dengar dan taat’. Hanya hati berpenyakit seperti munafiq sahajalah yang akan mempermain, mempertikai dan memperolok ayat-ayat Allah. Samalah jua dengan orang yang bergaul dengan mereka. Atas nama apa sekalipun, kecuali untuk berdakwah dan melakukan islah kepada mereka.

Sunday, June 21, 2009

Tarbawi : Iktibar Dari Hud-Hud

Hud-hud, si burung kecil yang menjadi salah satu bala tentera Nabi Sulaiman, berinisiatif terbang ke negeri Saba’, tanpa perintah Sulaiman. Selaku pemimpin, Sulaiman tentu gusar atas pemergian Hud-hud yang tidak diketahuinya. Baginda bahkan akan memberikan hukuman keras ke atas Hud-hud kerana sikapnya itu. Sulaiman kemudian berusaha bertanyakan ke mana gerangan Hud-hud pergi.


Tidak lama, Hud-hud muncul. Sebagai pemimpin, Sulaiman melakukan pemeriksaan (mutaba’ah), ke mana ia tidak nampak sejak tadi. Tapi Hud-hud bukan jenis sebarangan perajurit, apatah lagi suka mensia-siakan amanah. Hud-hud mungkin malah sudah bersedia dengan segala alasan syar’i, alasan struktur (tandzimi), dan alasan konsepsi (minhaji). Secara syar’i, inisiatifnya untuk pergi meninggalkan Sulaiman sang komandan bukan untuk urusan maksiat. Secara struktur (tandzimi), ia mengamalkan sikap perajurit yang kreatif, mencari hal-hal yang bermanfaat bagi Sulaiman. Sedang secara minhaji, ia telah melakukan pengamatan tentang tingkah laku ratu Saba’ dan kaumnya yang bertentangan dengan misi aqidah Sulaiman.

Hud-hud memang perajurit yang cerdas. Ia sangat mengerti akan misinya menyebarkan dakwah tauhid kepada seluruh penduduk bumi. Bermula dari inisiatif Hud-hud itu, kemudian berlakulah peristiwa besar. Ratu Saba’ tunduk dan mengikuti agama tauhid Sulaiman. Hud-hud telah melakukan tugas dengan baik, serius dan keberaniannya menanggung risiko.

Tiga perkara yang dapat dipetik daripada sikap Hud-hud iaitu pertama, seorang da’i harus memiliki inisiatif dan kreativiti dengan menimbang kemaslahatan yang ada. Tidak ada yang harus merasa kecil, kerana Hud-hud pun seekor burung yang kecil. Selama tidak keluar dari koridor misi dakwah yang telah ditimbang risikonya, seorang da’i tetap dituntut melakukan inisiatif dan kreativiti, namun perlu dalam ruang lingkungan amal jamaie.

Kedua, seorang pimpinan, meski berwawasan luas, harus sedar bahawa tidak semua persoalan diketahui dengan baik. Sulaiman adalah nabi yang dikurniakan Allah mampu memahami bahasa haiwan dan jin, tapi jelas baginda tidak mengetahui keberadaan negeri Saba’ yang masih tenggelam dalam syirik kepada Allah.

Ketiga, sepintas yang dilakukan Hud-hud adalah pekerjaan yang kecil, hanya menyaksikan sekelompok kaum yang menyembah matahari. Tapi Hud-hud memiliki sudut pandang yang tajam. Ia mampu memandang fenomena itu dari sudut pandang lain. Hud-hud menyampaikan informasi yang diperolehnya dengan baik, tidak dibantah, dan meyakinkan kepada Nabi Sulaiman hingga akhirnya menyebabkan Ratu Saba’ beriman.

Begitulah seharusnya seorang da’i. Boleh jadi, orang memandang suatu peristiwa biasa-biasa saja. Namun, seorang da’i harus mampu menilai fenomena itu dari sisi yang berbeza terkait dengan misi dakwah yang diembannya.

PAS Adalah Bahtera Penyelamat

Presiden PAS, Dato' Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang menyifatkan 'PAS sebagai bahtera yang selamat' kepada seluruh rakyat Malaysia.

Beliau berkata demikian ketika berucap dalam sesi ucapan penangguhan Muktamar PAS ke-55 di Stadium Malawati hari ini.

Presiden PAS menegaskan, sesiapa yang meninggalkan bantera itu, pastinya akan tenggelam.

PAS disifatkan demikian kerana parti itu memperjuangkan Islam yang sebenar, tatkala suasana hari ini penuh dengan rasuah, kerosakan akhlak dan masalah ekonomi, katanya.

Kini PAS katanya, sudah diterima pelbagai pihak samda kawan mahupun lawan, samada Islam mahupun bukan Islam.

Dalam ucapan yang sama, beliau menyatakan komitmen bahawa PAS adalah bahtera yang diakui lawan akan kekuatannya, selain akan tetap dengan bahtera tersebut juga.

Beliau turut menjelaskan beberapa isu membabitkan 'tahaluf siyasi' hari ini yang dilakukan PAS dalam mendepani politik nasional.

Penubuhan Kelab Penyokong PAS disentuh selain persefahaman dengan pelbagai pihak dalam isu-isu tertentu ketika adanya krisis tertentu.

Sebelum ini Barisan Alternatif dan kini Pakatan Rakyat menjadi medan PAS bersepakat dalam kerjasama politik, katanya.

"Allah memerintahkan supaya kita mengutamakan perdamaian kerana matlamat adalah untuk menyelamatkan manusia," ujarnya.

Beliau turut menyatakan PAS tidak boleh menutup ruang kepada mana-mana pihak, sebaliknya terbuka untuk menerima semata-mata untuk memberi kebaikan kepada manusia.

Presiden PAS juga menyatakan, muktamar PAS kali ini berjalan baik "walaupun ada keriuhan tetapi tidak ada kekacauan".

Beliau menyeru sidang muktamar meneruskan perjuangan dengan tema muktamar 'Islam Memimpin Perubahan'.

Saturday, June 20, 2009

Fatwa al 'Allamah Syeikh 'Athiyyah Saqar : Solat (1)

Soalan 1 : Adakah terdapat dalam hadis menyebut : Tidak sah solat berdekatan masjid melainkan di masjid?

Jawapan : Hadis ini diriwayatkan ad-Daruqatni dengan sanad yang Dhoif. Walaupun hadis ini disahihkan akan tetapi bukanlah bermaksud solat itu terbatal jika seseorang solat di rumah yang berdekatan dengan masjid, ini kerana bumi ini diibaratkan sebagai masjid seperti yang tersebut di dalam hadis soheh.

Adapun maksud hadis tersebut ialah solat itu tidak sempurna iaitulah pahalanya kurang berbanding solat di masjid. Masjid adalah tempat yang baik di bumi sepertimana disebut di dalam hadis, dan juga kadang-kadang dilakukan solat secara berjemaah di dalamnya. Dan tidaklah menjadi untung bagi sesiapa yang solat selain masjid.

Diriwayatkan oleh Muslim pada bab peringatan kepada orang yang meninggalkan solat jemaah di masjid, kata Nabi s.a.w : “ Walaupon kamu solat di rumah sepertimana seseorang yang bersembahyang di masjid maka ianya bermaksud kamu telah meninggalkan sunnah nabi kamu, walaupun kamu meninggalkan satu sahaja sunnah nabi kamu, kamu telah tersesat ”.

Berkata ibnu Mas’ud : Sesungguhnya kami telah melihat orang yang melakukan perkara tersebut sememangnya dia seorang yang munafik dan diketahui kemunafikannya. Sesungguhnya seorang lelaki sanggup merangkak ke masjid sehinggalah dia berdiri berada di dalm sof untuk solat jamaah.

Kesimpulannya, hadis ini wajib diterimapakai yang membawa maksud menjaga solat jamaah di masjid, lebih-lebih lagi kepada orang yang tinggal berdekatan dengan masjid, dan tidaklah bermakna batal solatnya jika dia solat dirumah.

Bermusafir Mencari DIA

Salam Islah & Salam Perjuangan buat sahabat seperjuangan sekalian,

Saya baru sahaja pulang kelmarin (19 Jun) dari menunaikan ibadah umrah dan ziarah ke Makkah dan Madinah. Saya berlepas ke Saudi dengan penerbangan MAS sehari selepas Muktamar PAS ke 55 iaitu pada 8 Jun 2009 jam 3.20 petang dari KLIA bersama 37 orang jamaah umrah di bawah khidmat Multaqa Al Iman Travel Sdn Bhd. Saya bersyukur kepada Allah SWT di atas segala kemudahan serta kelancaran perjalanan serta permusafiran ibadah saya dan jamaah pada kali ini. Bersama saya jua dalam perjalanan pada kali ini adalah pembantu peribadi saya Ezuan Kamarudin yang setia membantu dan menemani saya dalam setiap urusan dan perjalanan.

Kepada semua yang terlibat dalam menjayakan program ibadah ini saya ucapkan berbanyak terima kasih serta jazakumullahu khairan kathira. Selepas Allah dan Rasul SAW, kalian banyak menolong dan membantu. Terima kasih sekali lagi

Sepanjang permusafiran, beberapa kali saya cuba update blog ini, akan tetapi saya gagal berbuat demikian atas beberapa halangan. Kepada pengunjung setia blog ini saya ucapkan terima kasih atas sokongan kalian.

Ucapan talbiah yang diungkapkan mengingatkan betapa kerdilnya kita di hadapan Rabbul ‘Alamin. Kita datang menemui Allah di Baitillah al Haram adalah kerana kita dijemput oleh Allah. Kaki ini dapat dipijak saban tahun ke tanah berkah dan suci Makkah dan Madinah adalah kerana dijemput dan diizinkan oleh Allah SWT bukan kerana sihat tubuh dan banyak duit. Ini adalah kerana banyak lagi orang yang punya duit berpeti-peti dan kesihatan tubuh yang hebat, namun tiada setitis pun keinginan di hati mereka untuk menjejakkan kaki ke bumi hebat ini.

Banyak orang yang tidak sihat datang menyahut seruan Allah dan menjadi tetamu Ar Rahman. Salah seorang jamaah umrah yang bersama saya diuji Allah dengan penyakit stroke. Dia terpaksa berkerusi roda jika mahu kemana-mana. Namun cukup gigih mengulang-ulang umrah sunatnya serta berulang ke Masjid Al Haram walau dalam panahan terik matahari. Jika Allah SWT sudah menjemput dan kita menjadi tetamuNya, semuanya dimudahkan Allah SWT.

Banyak yang menangis bila kali pertama berziarah ke maqam Rasulullah SAW di Madinah dan kali pertama melihat Baitullah. Bermacam perasaan menyelinap di jiwa;sedih, insaf, gembira, terharu dan sebagainya tercurah melalui tempias air mata yang mengalir jernih dari kelopak mata.

Ini semua tanda bahawa kita adalah hamba. Tanpa Dia maka tiadalah kita.


Tuesday, June 2, 2009

Tazkiyah :Formula Mengenali Sifat Munafiq : 2

Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu melakukan tipu daya (terhadap ugama) Allah (dengan perbuatan pura-pura beriman sedang mereka kafir pada batinnya), dan Allah pula tetap membalas tipu daya mereka (dengan membiarkan mereka dalam keadaan munafik). mereka pula apabila berdiri hendak sembahyang, mereka berdiri dengan malas. mereka (hanya bertujuan) riak (memperlihatkan sembahyangnya) kepada manusia (supaya disangka bahawa mereka orang yang beriman), dan mereka pula tidak mengingati Allah (dengan mengerjakan sembahyang) melainkan sedikit sekali (jarang-jarang).” Surah An Nisaa’ : 142

Al Quran dan As Sunnah adalah sumber terkuat dalam mengenali sifat munafiq ini. Oleh isi hati puak kerana rahsia sebenar puak munafiq ini hanya diketahui oleh Allah SWT maka Allah telah menurunkan wahyu dari langit untuk membantu Rasulullah SAW khasnya dalam mengenali golongan ini. Al Quran pernah menyebutkan bahawasanya yang paling ditakuti oleh golongan munafiq ialah turunnya satu surah demi memecahkan tembelang mereka, maka dengan kehendak Allah, tidak lama kemudian turunlah wahyu dalam menyifatkan golongan musuh dalam selimut ini kepada Rasulullah SAW.

Ibadah adalah syiar utama selepas aqidah bagi seorang mukmin. Setelah memastikan diri kita memiliki aqidah yang teguh dan mantap, wajib pula kita mempelajari dan mempraktikkan ibadah yang sahih dalam kehidupan kita. Kedua-duanya (aqidah dan ibadah) hendaklah dirujuk kepada wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW. Keduanya tidak boleh direka sendiri. Kedua-duanya telah ditunjukkan secara tauqifi di dalam Al Quran dan As Sunnah.

Malas beribadah kepada Allah adalah di antara ciri-ciri hati yang sakit dan rosak. Hati yang rosak pula adalah hati munafiq bukan hati mukmin. Hati mukmin akan menjadi sihat dan segar bugar dengan ibadah dan taqarrub dengan Allah SWT. Hati mukmin akan menjadi puas dengan ibadah dan ketaatan sedang munafiq bermalas dengan ibadah serta merasakan bahawa ibadah adalah beban.

Sabda Rasulullah SAW :

“Bahawa seorang mukmin yang sebenar adalah orang yang merasa seronok / puas hati / bahagia dengan kebaikan yang dilakukannya dan menderita serta merasai pedih hati dengan kejahatannya”

Ingat mati pula adalah antara bukti keteguhan iman kepada Allah SWT dan hari akhirat sementara lupa atau takut mati adalah ciri kemunafikan. Rasulullah SAW menegaskan bahawa orang yang cerdik adalah orang yang banyak mengingati mati dan serius dalam membuat persiapan berdepan dengan kematian. Apabila seseorang itu mengingati mati, maka ibadahnya akan dipertingkatkan, keikhlasan dalam ibadah makin tulus serta akan terlihat kerajinannya dalam beribadah kepada Allah SWT. Para salihin tidak dapat tidur malam kerana terkenangkan mati dan akhirat dan kematian, sedangkan munafiq tidur kekenyangan pada malam hari tanpa sedikitpun ingatan kepada akhirat.

Bagi para pejuang agama dan mujahid Islam, ibadah adalah sumber kekuatan dalam perjuangan dan kerja dakwah. Ketika Fatimah rdh meminta diberikan khadam untuk membantu tugasan hariannya di rumah dek kerana tidak tertahan lagi dengan penat dan lelah maka Rasulullah SAW telah memberika Fatimah ‘amalan’. Tasbih,tahmid dan takbir 33 kali sebelum tidur telah diwasiatkan kepada Fatimah lalu natijahnya adalah kekuatan, pertolongan , lapang dada dan redha hati telah memenuhi dada Fatimah dan ringanlah tugasannya dengan berkat dari Allah SWT atas amalannya.

Justeru al ‘Allamah Mustofa Masyhur rhm di dalam bukunya ‘Bekalan Di Jalan Dakwah’ telah menyebutkan bahawa ibadah adalah bekalan penting di sepanjang liku-liku jalan dakwah. Rasulullah SAW sendiri telah diprogramkan dengan kemantapan ibadah di awal mula terpikulnya tugas kenabian dan risalah di atas bahu Baginda SAW. Maka menjadi satu kewajaran atas sekalian dai’e menjadikan ibadah sebagai bekalan untuk kekuatan dan kemenangan.